Hari ini adalah hari kesepuluh di bulan Al Muharram yang dikenal dengan hari Asyuro. Disunnahkan untuk berpuasa sebagaimana pernyataan Sahabat Ibnu Abbas radliallahu'anhu, beliau berkata : Aku tidak pernah melihat Nabi benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari ‘Asyuro dan puasa bulan Romadhon. HR. Al Bukhori no.2006
Hari Asyuro adalah hari ketika Allah menyelamatkan Nabi Musa dan pengikutnya (Bani Isroil).
Ibnu Abbas berkata: “Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa A’syuro. Nabi bertanya: “Puasa apa ini?” Mereka menjawab: “Hari ini adalah hari yang baik, hari ketika Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan kami-pun ikut berpuasa. Nabi berkata: “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”. Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa juga”. HR. Al Bukhori no.2004
Diantara Pelajaran dari Kisah Nabi Musa 'alaihissam yang Allah selamatkan dari kejaran Fir'aun adalah:
- Kemenangan Tauhid atas kesyirikan
- Tetap tunduk pada perintah Allah meskipun secara logika beresiko mengancam keselamatan diri
- Keyakinan yang kuat akan datangnya pertolongan Allah
- Disaat banyak orang ragu dengan keadaan sulit. Tetaplah tawakkal (bergantung hanya kepada Allah)
- Mewujudkan Iman dengan amal ibadah sebagai wujud aqidah tauhid uluhiyah
- Mendahulukan wahyu dari Allah meskipun tidak rasional / masuk akal
- Setelah bertawakkal harus berikhtiar maksimal
- Ketika kita bertaqwa, maka Allah berikan rezeki yang tidak disangka-sangka
- Lenyapnya ikon kesombongan, maka hendaknya kita menjauhi sifat yang tercela ini
Dan kisah Nabi Musa ini telah difirmankan Allah dalam
Surat Thaha ayat 77 & 78:
وَلَقَدْ اَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَسْرِ
بِعِبَادِيْ فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيْقًا فِى الْبَحْرِ يَبَسًاۙ لَّا تَخٰفُ
دَرَكًا وَّلَا تَخْشٰى
Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa,
“Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukullah
(buatlah) untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu
takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam).”
فَاَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُوْدِهٖ فَغَشِيَهُمْ
مِّنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ ۗ
Kemudian Fir‘aun dengan bala tentaranya mengejar
mereka, tetapi mereka digulung ombak laut yang menenggelamkan mereka.
Faidah Kajian Ustad Muhammad Nuzul Dzikri -hafizhahullah-
Sabtu, 8 Muharram 1441 Hijriyah, di Masjid Nurul Iman Bolk M Square Jakarta selatan
Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam
Komentar
Posting Komentar