- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ibnu Taimiyah (661 H – 728 H), seorang ulama besar dalam sejarah Islam, dikenal sebagai sosok yang teguh dalam memegang prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah. Namun, sepanjang sejarah, beberapa tuduhan muncul mengenai perubahan pandangan beliau, khususnya klaim bahwa beliau bertaubat dan beralih ke paham Asy'ariyah menjelang akhir hidupnya. Artikel ini akan membahas tuduhan tersebut, menelaah fakta sejarah, serta menyajikan dalil dan referensi yang valid terkait kebenaran isu ini.
Latar Belakang Tuduhan
Tuduhan ini terutama beredar setelah wafatnya Ibnu Taimiyah. Beberapa pihak mengklaim bahwa Ibnu Taimiyah, yang dikenal dengan kritiknya terhadap teologi Asy'ariyah, akhirnya kembali ke paham tersebut sebelum wafat. Klaim ini sering digunakan untuk menurunkan kredibilitas ajaran dan pemikirannya yang telah tersebar luas di kalangan umat Islam.
Fakta Sejarah yang Sesungguhnya
Para sejarawan dan ulama terpercaya yang hidup sezaman dengan Ibnu Taimiyah tidak pernah mencatat adanya perubahan dalam keyakinannya. Bahkan, murid-muridnya yang dekat, seperti Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dan Ibnul Muflih, menegaskan bahwa beliau tetap konsisten dengan prinsip yang dipegang sepanjang hidupnya.
-
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Meneguhkan Ajarannya Sampai Akhir Hidup
Dalam kitab-kitabnya, seperti "Majmu' al-Fatawa" dan "Dar' Ta'arud al-‘Aql wa an-Naql", Ibnu Taimiyah dengan tegas menolak konsep-konsep tertentu dalam teologi Asy'ariyah. Tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa ia menarik kembali pendapat-pendapat tersebut. -
Kesaksian Murid-Murid
- Ibnul Qayyim dalam "Madarij as-Salikin" menyatakan bahwa gurunya (Ibnu Taimiyah) meninggal dengan tetap berpegang teguh pada keyakinan yang selama ini diajarkannya.
- Adz-Dzahabi, seorang sejarawan terkemuka dan murid Ibnu Taimiyah, juga tidak mencatat adanya perubahan keyakinan gurunya.
Tuduhan Tidak Berdasarkan Bukti Autentik
Klaim tentang perubahan pandangan Ibnu Taimiyah biasanya didasarkan pada rumor atau kesalahpahaman dari para penentangnya. Beberapa poin yang perlu dipahami:
-
Tidak Ada Tulisan Pribadi Ibnu Taimiyah yang Mengonfirmasi
Seluruh karya yang ditulis oleh Ibnu Taimiyah sampai akhir hayatnya tidak mencerminkan perubahan pandangan terhadap teologi Asy'ariyah. Sebaliknya, beliau tetap mengkritisi beberapa aspek dalam paham tersebut, seperti konsep takwil dan sifat-sifat Allah. -
Konteks Tuduhan
Tuduhan tersebut kemungkinan besar muncul sebagai bagian dari polemik yang terjadi antara Ibnu Taimiyah dan beberapa ulama Asy'ariyah pada masanya. Perbedaan pandangan teologis sering kali memicu upaya delegitimasi dari pihak-pihak tertentu.
Dalil dan Prinsip Ibnu Taimiyah tentang Aqidah
Ibnu Taimiyah berpegang teguh pada prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam menetapkan aqidah, di antaranya:
-
Berpegang pada Al-Qur'an dan Sunnah
Beliau menekankan pentingnya memahami sifat-sifat Allah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadits tanpa ta'wil yang tidak berdasar. Firman Allah dalam Surah Asy-Syura ayat 11:"Laisa kamitslihi syai'un wa huwa As-Sami'ul Basir" (Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar, Maha Melihat).
-
Menolak Ta'wil yang Tidak Diperlukan
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa ta'wil terhadap sifat-sifat Allah tanpa dalil yang kuat dapat menjauhkan seseorang dari makna yang sebenarnya.
Sikap Para Ulama Terhadap Tuduhan Ini
Banyak ulama besar yang membantah klaim bahwa Ibnu Taimiyah bertaubat atau beralih ke paham Asy'ariyah, di antaranya:
- Ibnul Qayyim dengan tegas menyatakan bahwa gurunya tetap konsisten hingga akhir hayatnya.
- Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam "Al-Bidayah wa An-Nihayah" menyebutkan bahwa Ibnu Taimiyah wafat dalam keadaan istiqamah.
Kesimpulan
Tuduhan bahwa Ibnu Taimiyah bertaubat dan beralih ke paham Asy'ariyah menjelang akhir hayatnya tidak didukung oleh bukti autentik. Seluruh karya dan kesaksian murid-muridnya menunjukkan bahwa beliau tetap memegang prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah hingga akhir hidupnya. Tuduhan tersebut lebih merupakan upaya delegitimasi terhadap pemikiran beliau yang tegas dalam mengkritik paham-paham yang dianggap menyimpang dari Al-Qur'an dan Sunnah.
Dengan demikian, umat Islam seharusnya merujuk kepada sumber-sumber terpercaya dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak berdasar dalam menilai sosok dan karya besar Ibnu Taimiyah.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar